Sumber kompasiana.com |
PetunjukHidup.com- Pernahkan teman melihat sampah berserak dimana-mana? Bagaimanakah
perasaan mu terhadap sampah yang berserak. Jujur, sedih banget! Apalagi
beberapa tahun lalu membaca berita banyak sampah kertas dan plastik di gunung
Rinjani bahkan hingga 1,6 ton berdasarkan berita detiktravel tahun 2021.
Apakah sudah terbayangkan
berapa banyak sampah yang kita buang setiap harinya. Di rumah saja, satu hari
bisa satu hingga dua plastik sampah untuk dibuang. Padahal itu sudah di minimalis
untuk menggunakan barang sekali pakai. Keresahan sampah rumah tangga, sampah
industri kecil hingga pabrik tentunya ada beberapa orang yang memikirkan hal
tersebut Salah satunya, Nazamuddin Siregar.
Kisah Nazamuddin
Siregar, lulusan Teknik Industri Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas
Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau (UIN SUSKA), memberikan inspirasi bagi
kita semua dalam hal peduli terhadap lingkungan. Tidak semua orang peduli
terhadap limbah sampah.
Berbeda dengan
Nazamuddin yang memang memiliki impian untuk membangun "Pengelolaan Sampah
Daur Ulang Terpadu Berbasis Teknologi." Impiannya ini sudah dipikirkan
sejak tahun 2016, ketika dia masih mahasiswa tingkat tiga, semester 6. Saat
itu, Nazamuddin mencoba menggali minat masyarakat dengan mendirikan grup
Facebook bernama 'bengkelsampah'.
Impian itu sempat
terhenti, ketika ia mencoba memulai usaha keripik salak dengan brand Zalacca_chips.
Sedang berusaha mengembangkan bisnis, seperti diketahui di tahun 2020 seluruh
dunia dilanda pandemic Covid-19. Banyak usaha vakum hingga gulung tikar.
Nazamuddin memutuskan untuk vakum.
Sayangnya, di tahun
2020, ditengah serangan pandemi Covid-19, bisnis ini terpaksa vakum. Semua orang
merasakan dampak corona. Karena masa sulit, Nazamuddin pun pulang ke desa
kelahirannya yakni di Dusun Tambiski. Balik ke kampung halaman, dia tetap
mengembangkan usaha keripiknya dan mendapatkan pengakuan untuk produk Zalacca
chips-nya.
Ia meraih tiga
besar nasional dalam kompetisi Wirausaha Muda Mandiri. Disana, ia bertemu
dengan Abdul Latif Wahid Nasution, CEO dari Kepul.id Dari pertemuan inilah, ia
mendapat kesempatan untuk magang selama dua bulan. Magang di Kepul.id
menghidupkan kembali visi Nazamuddin tentang pengelolaan sampah.
Apalagi dengan
kondisi desa yang kurang memperhatikan sampah dan kebiasaan masyarakat yang
cenderung merusak lingkungan seperti membuang sampah ke sungai. Nazamuddin
merasa terpanggil kembali untuk menjadikan nyata impiannya. Apalagi ketika dia melihat
tumpukan sampah yang menggunung di TPA dan kerusakan alam akibat sampah. Ia
ingin menghidupkan 'bengkelsampah' yang sempat dia buat.
Kondisi di desa
memang kurang memperhatikan sampah. Sehingga tidak jarang sampah menumpuk di
saluran air yang menyebabkan sumbatan. Bahkan
mencemari area persawahan dan kebun di sekitar sungai. Namun, lebih dari
sekedar kerusakan fisik, tingkat kesadaran masyarakat terhadap pentingnya
pelestarian lingkungan masih minim.
Dikarenakan melihat
kondisi desanya yang masih minim edukasi terhadap kelestarian lingkungan.
Sehingga, Nazamuddin kembali bergairah untuk mewujudkan impian yang sempat
tertunda. Pada 2021 di bulan Maret, ia mencoba memulai langkah awal untuk mencegah
penumpukan sampah dan mengubah kebiasaan masyarakat desa.
Besar harapannya dengan
menerapkan teknologi dalam pengelolaan sampah, Nazamuddin berupaya memberikan
dampak positif bagi lingkungan dan masyarakat sekitar. Mengurangi membuang
sampah sembarangan, sampah menumpuk dan menjadikan sumber pemasukan bagi
pemilik sampah.
Siapa yang Tidak Suka Uang?
Di dunia ini tidak
ada yang tidak suka uang, termasuk anak-anak. Menyadarkan melalui edukasi
sampah, plus bisa menghasilkan uang adalah cara cerdas agar sistem ini bisa
masuk ke masyarakat. Apalagi, masyarakat desa. Limbah rumah tangga bisa
dijadikan uang tambahan. Layanan berbasis teknologi yang dibuatnya ini
memberikan dampak positif bagi masyarakat sekitar. Nazamuddin Siregar membuat
aplikasi pengelolaan sampah terpadu pertama di Tapanuli Selatan sejak Maret
2021.
Dirinya berhasil
mengubah persepsi masyarakat bahwa sampah bisa menjadi salah satu sumber
ekonomi. Dimana, sistem ini benar-benar bisa diterima masyarakat sekitar “Ubah
Sampah Jadi Rupiah.”
Bengkel sampah
hadir sebagai solusi manajemen limbah rumah tangga dan menciptakan nilai
ekonomis sampah menjadi rupiah. Layanannya dimulai dari jual beli sampah,
hingga memberikan layanan jemput sampah, jasa kebersihan, bank sampah, sedekah
sampah, bahkan program tukar sampah jadi sembako dan emas. Tentunya hal ini tidak langsung besar, bengkel
sampah dimulai dari kecil hingga menjadi besar.
Sebuah langkah baru, dimana kisah Nazamuddin ini sangat luar biasa. Dari impian
menjadi kenyataan yang membuat suatu perubahan menjadi lebih baik. Dimana
sekarang, limbah sampah sudah mulai berkurang, dan sampah-sampah dikelola
dengan baik dan menghasilkan uang bagi masyarakat sekitar.
Adanya teknologi
bukan menjadikan kita malas, melainkan memanfaatkan teknologi untuk mewujudkan impian
jadi kenyataan dari rasa peduli individu terhadap lingkungan.
Nazamuddin Siregar
Dalam keheningan
desa, Nazamuddin Siregar berjalan melalui jalan setapak yang dipenuhi dengan
tumpukan sampah. Tapi baginya, ini bukan hanya sekedar sampah. Ini adalah tantangan.
Tantangan untuk mengubah cara masyarakat desa memandang dan mengelola limbah.
Dengan visi yang jelas dan tekad yang kuat, ia menciptakan "Pengelolaan
Sampah Daur Ulang Terpadu Berbasis Teknologi", sebuah inisiatif untuk
mendorong daerahnya, terutama di tingkat desa yang tidak sadar akan pentingnya menjaga
kelestarian lingkungan.
Tekad Nazamuddin
tidak berhenti. Seperti pepatah mengatakan kerja keras tidak pernah
mengkhianati hasil. Pengorbanan dan ketekunannya mendapat pengakuan. PT Astra
International Tbk, atau yang lebih dikenal dengan Astra, menilai dan
mengapresiasi upaya Nazamuddin. Ia dianugerahi "Ajang Semangat Astra
Terpadu Untuk (SATU) Indonesia Awards 2021 Bidang Lingkungan Tingkat
Provinsi". Sebuah penghargaan bergengsi yang memberikan apresiasi kepada
para pejuang perubahan di lima bidang utama: Kesehatan, Pendidikan, Lingkungan,
Kewirausahaan, dan Teknologi.
Kisah Nazamuddin
bukan hanya tentang pemberian penghargaan, tetapi tentang bagaimana seseorang
dengan visi, ketekunan, dan tekad dapat menginspirasi perubahan dan mendapatkan
pengakuan dari institusi besar. Ini adalah kisah tentang mewujudkan mimpi demi
kebaikan bersama.
https://www.koranpublikasi.com/32636-2/
https://bengkelsampah.com/
https://www.sumtengpos.com/nazamuddin-siregar-st-terima-kasih-bupati-dan-tambang-emas-martabe/
https://www.instagram.com/nazamuddin_siregar/
Jadilah orang pertama yang berkomentar!
Petunjuk Hidup membutuhkan komen berupa kritik dan saran agar lebih baik lagi dalam menjalani hidup. Ingat! Komentar di moderasi jadi tidak boleh spammy ya, rumahku indah dan rumahmu juga indah bukan? mongo dan terima kasih, dank jewel, danke, thanks, mercy