PetunjukHidup.com- Tahun lalu, tepatnya di bulan Februari 2020; Penulis sempat melakukan traveling terakhir sebelum terjadi PANDEMIK yang luar biasa dikarenakan COVID-19 ini. Jujur, di tahun 2020 awal itu persoalan corona ini sudah menyebar. Namun masih belum famous seperti saat ini. Penulis dan keluarga pun yang hendak liburan dan sekaligus menghadiri acara pernikahan saudara sempat kuatir lho. Walaupun demikian, puas dengan menikmati kuliner yang ada di Kediri, Jawa Timur yang enak dan murah.
Jujur, seumur hidup baru kali ini Penulis menginjak kaki di KEDIRI, kampung kelahiran Mama tercinta. Itu pun dikarenakan adik sepupu mengadakan pernikahan dan entah kenapa, Penulis dan keluarga besar berkumpul di ajang seperti ini. Padahal sudah belasan tahun, sejak Penulis pindah ke Kota Tanjungpinang; Penulis jarang sekali pulang kampung ke kota Balikpapan. Yups, waktu terus berjalan dan hidup terus berlanjut. Satu per satu memilih untuk meninggalkan kota minyak dan merantau di beberapa daerah seperti Banjarmasin, Jawa dan juga Tanjungpinang.
Ditambah kesibukan, tentunya untuk ajang ngumpul keluarga besar bisa dikatakan MUSTAHIL untuk direncanakan. Pasalnya, selalu saja ada kegagalan dalam melaksanakan. Di tahun 2020, Penulis dan keluarga sudah menggunakan masker ketika harus menyebrang dari Tanjungpinang ke Batam menggunakan kapal feri. Kebetulan jam keberangkatan kami petang, sehingga tidak perlu menginap di batam.
Sehingga mengejar jam penerbangan masih memungkinkan. Tidak bisa kami bayangkan, kami membawa barang sangat banyak. Kala itu, kami berempat, Penulis, Kakak, Mama dan adik. Sehingga ada empat koper dan bahkan lebih, jadi mau tidak mau seharusnya bisa menggunakan satu taxi jadi DUA TAXI hanya untuk mengejar penerbangan ke Surabaya.
Biasa, pesawat delay eh salah digabung jadi lebih terlambat. Sehingga kami pun menikmati makan siang di bandara. Akhirnya penerbangan pun tiba, karena Penulis dan Mama sudah membooking seat terlebih dahulu. Sehingga, kami duduk bersama, sedangkan kakak aku dan adik, mereka duduk terpisah haha. Awalnya, kami cemas, pasalnya ini kali pertama adik aku terbang dan duduknya paling belakang. Sesekali Penulis melirik ke belakang, maklum merasa kuatir. Rupanya, dia mah santai aja.
Seru juga menikmati kuliner di Bandara Surabaya
Pernikahan adik sepupu yang di Kendiri ini termasuk PERNIKAHAN besar. Banyak tamu dari luar kota, sehingga menyiapkan bus khusus untuk menjemput tamu dari luar kota. Kami pun merasa senang berjumpa dengan teman lama, selain keluarga besar. Jadinya, sambil menanti mereka; Penulis pun menikmati kuliner yang ada di bandara. Kalau tidak salah soto, soalnya cuaca mendung dan gerimis, cucok bukan makan soto panas.
Kediri dan Kuliner
Kediri luar biasa dengan pelbagai kulinernya yang enak, dua yang menjadi favorite Penulis yakni soto yang berada di dekat terminal. Rupanya, soto ini legendaris, plus pecel pincuk. Ya ampun harganya murah banget! Makan sampai kenyang itu hanya bayar 10ribu dan ada kembaliannya, luar biasa banget!
Kenapa dua kuliner di Kendiri ini teringat jelas dalam benak Penulis. Pasalnya, pecel pincuk Kediri ini unik banget. Bumbu kuah pecelnya, kita bisa memilih sendiri dan bahkan boleh dicampur yakni saus kacang manis atau sambal tumpang. Unik banget kan, soalnya baru kali ini makan sego pecel pakai daun, plus bumbunya ada dua rasa hahaha, selain harganya yang murah meriah tapi rasanya luar biasa.
Keunikan kedua ketika menikmati soto yang legendaris itu, harga satu porsi soto yakni 7 ribu saja. Waduh, Penulis dan keluarga besar selain makan soto, juga menambah pelbagai daging ayam, ceker dan lain-lainnya. Makan sebanyak itu baik orang dan makanan membayar makanannya tidak sampai 500,000 IDR. Waduh, keren banget kan! Murah dan enak. Tentunya hal ini sangat langka bagi pengalaman Penulis. Biasanya makan berempat aja kalau di Kota Tanjungpinang dan di warung ya, bukan di restauran saja selalu mengeluarkan uang lebih dari 200ribu. Nah, ini makan lebih dari 20 orang hanya bayar 500,000 IDR. Waduh, seru ini liburan di Kediri, biaya kulineran nggak buat kantong berteriak karena cepat KOSONG.
Bicara kuliner itu nggak akan ada habisnya. Apalagi setiap daerah memiliki ciri khas dan keunikan sendiri soal makanan. Penulis aja sampai terpesona sewaktu membaca artikel travel cantik sista Aisyah Dian yang membahas enam kuliner Jawa Timur yang laris manis. Dimana artikel itu bakalan masuk ke dalam list Penulis untuk dicoba, ketika berkunjung ke Kediri untuk kedua kalinya. Maklum, masih ada keinginan untuk adventure di Kota Kediri, pasalnya kala itu masih belum sempat traveling kemana-mena, kecuali kulineran plus mencari snack atau makanan kecil.
Penulis saja sampai terharu ketika bisa menikmati jajanan masa kanak-kanak lho. Padahal itu susah banget ditemui. Apakah teman masih ingat makanan ringan yang suka dibeli, ketika masih kecil? Nah, di Kediri ini Penulis jumpa sagon, jumpa kue wijen dengan pasta gula, bahkan Penulis juga borong banyak sekali makanan masa kecil; selain brem khas Madiun. Cerita dong, makanan apa sih yang membuat teman selalu teringat masa kecil dan mencarinya seperti mencari harta karun?
Chitchat.my.id | Asiabutterflytraveler.com
Kehidupan ini tidaklah semudah membayangkan, tidak semudah meluangkan dalam kata. Mari berkunjung dan menikmati tiap hempasan nafas kehidupan untuk mencari makna kehidupan bersama.....
Wah seru ya bisa kumpul bareng keluarga besar seperti itu ..emang sih kalau pergi ke daerah yang wajib dicoba kulinernya yang pasti... btw kalau jajanan masa kecil yang paling kususka harumanis atau rambut nenek hihi masih eksis dan ada sampai hari ini..
BalasHapusTernyata mamanya sista citra orang kediri yah. Duh kalau udah makan nasi pecel kediri aku paling doyan sista.. yuk kapan2 kalau ke jawa timur kita meet up yuk sis
BalasHapusHah.. Soto cuma 7ribu.sebagai pecinta soto kok aku jadi gemes ya, pengen nyakar2 tembok. Acara di tanjungpinang harga 10rb ke atas itu buat soto doank.. Huhuhu.. Kayaknya perlu nih kulineran kluar kota. Semoga pandemi segera berlalu 😇
BalasHapusalhamdulillah punya kesempatan mudik ke tempat kelahiran Mama ya kak. Btw saya ngiler dengan wisata kulinernya. Lidahnya tapi sudah lidah Tanjungpinang atau masih bisa menikmati makanan Jawa nih kak?
BalasHapusMakanan masa kecil? hmmm apa ya Kak? Kalau jajanan gitu, paling ngangenin Taro mungkin ya. Jaman saya kecil, Ibu strict banget dengan jajanan jadi hampir jarang jajan di kantin atau di warung. Hanya makan snack yang ada di rumah, yang sudah di ACC Ibu. Salah satunya Taro, chiki.
Aku pernah nih makan di Bandara Surabaya , waktu itu sampai malam dari Jakarta belum makan siang wkwkwk, karena buru2 , memang enak sih aku makan soto juga
BalasHapusBrem ini makanan Di masa kecil yang Aku suka sampai sekarang kak. Di Balikpapan nggak Ada yang jual nunggu mudik baru dapat hehehe
BalasHapusKumpul keluarga memang waktunya berbahagia. Apa lagi bisa jalan-jalan bersama menikmati pemandangan sekaligus kuliner khas. Wah, makin terasa menyenangkan ya Mbakm
BalasHapus