PetunjukHidup.com-Setiap orang memiliki rezekinya sendiri dan bagaimana
kita harus berusaha untuk mendapatkannya dengan cara yang benar. Sudah lama,
Penulis tidak berbagi kisah pengalaman hidup. Kali ini, penulis ingin berbagi
pengalaman ketika makan mie ayam.
Apa istimewanya? Pasti kalian
penasaran bukan? Keistimewaannya adalah kisah dibalik menyantap mie ayam dan
tetangga penjual mie ayam. Pada suatu hari, Penulis kedatangan teman dari
Maldives yang sedang liburan ke Tanjung Pinang. Sebagai tuan rumah yang baik,
pasti dong Penulis menamani teman penulis jalan-jalan dan menunjukan
keindahahan Kota Tanjungpinang dan Pulau Bintan.
Jadilah, kami pergi jalan-jalan
ke beberapa spots yang super kece di Pulau Bintan. Salah seorang teman Penulis
ingin sekali menyantap mie ayam. Untung saja, Penulis termasuk orang yang suka
makan mie ayam. Jadinya, penulis mengajak mereka makan mie ayam yang rekomdasi
banget di daerah Hang Lengkir.
Adik Penulis kebingungan untuk
parkir mobil (pinjaman) semoga kedepan bisa beli mobil sendiri ya (amen)
hahaha. Eh, back to topic! Akhirnya, mobil besar itu di parkir di sisi jalan.
Kami pun turun dari mobil, bukannya kami dilayani oleh para karyawan mie ayam.
Namun, mata mereka terpaku pada mobil yang di parkir di sisi jalan. Wajah
mereka terlihat antara takut dan bingung.
Akhirnya, salah seorang
karyawan mie ayam meminta kami untuk bilang ke adik agar memindahkan parkir
mobil ke sisi jalan lain dan dia memberikan saran untuk di parkir di dekat ruko
kosong. Mereka menjelaskan bawasanya tetangga di depan rumah, tidak suka ada
mobil di parkir di sana. Mereka mungkin berbicara “KERAS” mengenai larangan
memakir di depan rumah mereka.
Dari segi itu, timbul opini
Penulis bawasanya rumah di depan tersebut cemburu akan kesuksesan dari penjual
mie ayam. Dimana pembelinya tidak pernah sepi dan selalu RAMAI. Padahal,
kesempatan itu juga bisa mendatangkan rejeki bagi mereka dengan membuat lahan
parkir berbayar di depan rumahnya, misalnya; Bahkan juga bisa menitipkan
makanan ringan, seperti gorengan sambil menunggu mie ayam siap
dihidangkan.
Namun, disitu terlihat
bagaimana tidak sukanya “BEBERAPA” orang terhadap kesuksesan orang lain. Sikap antipati
terhadap kebahagiaan orang lain, hal itu tidak akan membawa berkah bagi
kehidupan kita sendiri. Penulis saat ini masih “terpuruk” dalam kehidupan
finansial tetapi tidak pernah cemburu akan kesuksesan kakak, maupun adik bungsu
yang sudah bisa mandiri. Penulis malah merasa bangga dan terpacu untuk berusaha
lebih keras lagi.
Entah, bagaimana jalan bisa
menuju kesuksesan. Namun, pasti Penulis meyakinkan diri sendiri bawasanya hidup
adalah PILIHAN. Dimana, Penulis memilih menjalani kehidupan ini terhitung sejak
papa MENINGGAL DUNIA. BERAT! Tentu saja, tidak mudah menjadi pekerja lepas yang
pendapatannya bisa dikatakan saat ini masih SENIN-KAMIS puasa, tetapi puji
Tuhan tidak pernah sampai kekurangan.
Asal jangan sampai ada
kecemburuan di dalam diri untuk orang lain, ketika kita melihat mereka lebih
sukses dari kita. Hidup bukan bagaimana melihat rumput tetangga lebih indah
dari punya kita. Melainkan bagaimana kita menjalani kehidupan ini dengan penuh
suka cita, berusaha dan berserah kepada TUHAN. Maka, Tuhan akan memberikan
jalan bagi kita yang tidak pernah berhenti berusaha sekuat tenaga dan tidak
pernah membandingkan diri dengan orang lain. Sebab, setiap orang sudah memiliki
takaran rejeki yang sudah ditentukan sebagaimana kita menjalani kehidupan ini.
Rejeki kamu bisa melalui
kesuksesan orang lain dan bahkan bisa juga dari orang yang kamu musuhi. Karena
itu, bertindak bijak dan jangan cemburu akan kesuksesan orang lain. Dibalik
kesuksesan tersebut, pastinya mereka juga berjuang hingga bisa tiba dititik
dimana usaha mereka bisa berkembang lebih baik lagi.
Jika kalian setuju dengan
pemikiran Penulis dan berkenan memberikan masukan, silahkan tinggalkan pesan di
kolom komentar dan juga share jika ini bisa membuat kita berpikir untuk melihat
rejeki dari sisi lain. Terimakasih dan sampai jumpa di artikel berikutnya.
Salam
dan Tetaplah Hidup
Note: Please visit my blog to storycitra, Betraveler, Jejak Cantik, kitabahagia, ngerumpi blog
Kehidupan ini tidaklah semudah membayangkan, tidak semudah meluangkan dalam kata. Mari berkunjung dan menikmati tiap hempasan nafas kehidupan untuk mencari makna kehidupan bersama.....
Kehidupan ini tidaklah semudah membayangkan, tidak semudah meluangkan dalam kata. Mari berkunjung dan menikmati tiap hempasan nafas kehidupan untuk mencari makna kehidupan bersama.....
Pada
Maret 22, 2019
"Rejeki kamu bisa melalui kesuksesan orang lain dan bahkan bisa juga dari orang yang kamu musuhi. Karena itu, bertindak bijak dan jangan cemburu akan kesuksesan orang lain.."
BalasHapusTrueee kak.. 😊
Kalau melihat dari sisi positifnya, ada banyak hal bermanfaat yang bisa kita raih juga di balik kesuksesan orang lain ya. Jadi, jangan terlalu cemburu dan buru-buru kurang suka degan kesuksessan orang lain. Seep, makasih banyak Mbak, sharingnya
BalasHapusKecemburuan sosial tersebut ternyata ada di mana-mana ya, Mbak. Bukan hanya antara penjual mie ayam dan tetangganya, kadang antar sodara juga bisa terlihat jenjang kecemburuannya. Semoga kita senantiasa diberikan akal dan hati yang senantiasa berpikir positif dalam melihat kesuksesan orang lain.
BalasHapusMungkin gak cemburu juga sih, mungkin emang gak nyaman aja ada yang parkir di depan rumah. Lagian kan itu emang haknya sih.
BalasHapusKadang orang melakukan sesuatu yang sebenarnya gak benar dan menganggap itu biasa.
Meskipun juga ada yang memang cemburu dengan kesuksesan orang.
Tapi semoga saja si tetangga gak cemburu, karena emang kalau saya punya tetangga jualan, trus pembelinya sering parkir di depan rumah, ya saya juga bisa sebel juga hehehe
Setuju mbak. Hidup bukan tentang rumput tetangga yg lbh hijau, membandingkan rejeki diri sendiri dg orang lain bukanlah hal yg bijak karena setiap org memiliki takaran rejeki masing masing
BalasHapusTrue...
BalasHapusRejeki gak akan lari kalau memang udah ditakdirkan untuk kita. Gak perlu iri dg orang lain, karena kita pun gak tau perjuangan mereka utk sampai di titik saat ini.
Rejeki masing masing orang itu sudah ditetapkan oleh Allah, jadi ga usah cemburu sama yang lain. Bener banget apa yang kakak bilang.
BalasHapusSepakat banget. Makanya kita jangan anggap remeh orang lain ya mba karena kita nggak tahu dari mana rejeki itu tiba :)
BalasHapusSetuju kak... Kita sebagai manusia sudah memiliki rezekinya masing masing. Bahkan laba laba aja yang di sarangnya bisa makan karena dia memang punya rezeki. Jadi buat aoa cemburu ataubiri dengan rezeki orang. Kalau mau berusaha, pasti akan berhasil
BalasHapusKita tuh emang ga pernah tau ya rejeki datang dari mana aja. Yang bisa kita lakukan sebaik-baiknya tentu aja menjalani hidup dengan penuh rasa syukur. Menginspirasi sekali kak !
BalasHapusWah, beneran ada ya cerita kayak sinetron? Padahal kesukesan seseorang pasti tidak akan lepas dari hasil perjuangannya yang keras dan sudah diiringi doa dan berpasrah diri dengan Sang Pencipta.
BalasHapusKalau cuma lihat fotonya, saya kirain sop bakso. Ternyata, mie ayam.
BalasHapusYa begitulah, kadang-kadang ada ornag yang suka iri. Padahal rezeki bisa datang dari mana saja. Dengan iri malah jadinya bisa menutup pintu rezeki
Iri hati, atau kecemburuan terhadap kesuksesan orang lain itu justru menghambat kesuksesan kita. Yang harusnya kita terus kerja, berusaha dan berkarya, karena cemburu malah sibuk dengan rasa negatif yang ada. Ketinggalan dongg...
BalasHapusMungkin parkir di pinggir jalan menghalangi jalanan dan tetangga itu nggak ada waktu untuk bikin lahan parkir. Hehe. Tapi, kalau ada waktu dan kesempatan, memang betul kesuksesan orang lain bisa jadi pelung kesuksesan kita juga.
BalasHapusHiyaaaa, padahal mah gak usah sesirik itu yaaa, rejeki sudah ada yg atur. Coba lebih lapang dada, mungkin saja rejekinya bisa selancar tetangganya sendiri, ckckck, koq jadi gemesss ini.
BalasHapusSetuju, Mbak. Rejeki itu sudah ada yang ngatur. Kadang manusia suka lupa kalau Tuhan itu selalu mencampuri urusan kita. Padahal ya setiap manusia udah punya takaran rizqinya masing2.
BalasHapusRejeki kita itu sesuai kebutuhan kita juga. Kudu saling bersyukur dan menikmati hidup. Btw, aku suka mie ayam
BalasHapusIri adalah manusiawi. Namun jika dijadikan kebiasaan maak akan mengikis sifat manusiawi sebagai pendengki. Itu tidak baik. Mestinya jika orang lain lebih berhasil daripada kita, kita jadikan sebagai motivasi agar bisa lebih baik lagi dan tak henti berjuang karena jalan masing-masing insan itu beragam.
BalasHapusSukses adalah hasil dari proses yang kerap kali harus alami rasa terbanting, jatuh bangun, luka, sedih, amarah, kecewa, bahkan terpurik. Sukses itu kerap dilalui dengan beragam cara yang tidak mudah dulu. Tiada yang instan.
Tetap semangat, Kak Citra. Meski hidup belum mapan secara finansial, jangan lupa untuk melihat ke bawah dan jauhkan pandangan ke sekitar bahwa masih banyak yang belum beruntung juga nasibnya. Be strong!
Asal janganada kecemburuan hati melihat orang lebih sukses dari kita, suka banget dengan kalimat ini mbak. Dulu aku suka iri tapi setelah terus menerus diingatkan jadi belajar bahwa yang terbaik akan datang.
BalasHapusSetuju, rezeki bisa datang darimana saja termasuk dari orang yang kita benci sekalipun. Karena ya rencana Tuhan siapa yang tahu, kan? Hihihi
BalasHapusSebagai seorang muslim memang harus menyakini bahwa maut, jodoh dan rezeki sudah diatur oleh Yang Maha Kuasa, yang bisa dilakukan kita sebagai manusia adalah berusaha dengan sebaik baiknya.. jika sudah berusaha namun hasilnya tidak sesuai, kita bisa meyakini bahwa itu bukan yang terbaik untuk kita..
BalasHapusKalo bicara soal rezeki nggak ada yang tahu minimal kita sudah berusaha dan tidak ada sama sekali rasa untuk bersaing atau menyakiti
BalasHapusPedagang mie ayam yang baik, dia menjaga hubungan baik dengan tetangganya. Kita berbaik sangka aja ya mbak, semoga hubungan semuanya selalu baik. Setuju, gak usah takut kehilangan rezeki. Terus aja berbuat baik, maka rezeki akan datang dari arah yg gak disangka-sangka.
BalasHapusTiap orang punya rezekinya masing-masing, gak perlu cemburu dengan keadaan orang lain apalagi kalau melihatnya dari luar saja ya. Insya Allah akan ada jalan keluarnya ya.
BalasHapusTadi aku tergiur sama foto bak2 di mie ayamnya loh mbak :)
Saya percaya dengan apa yang sudah diaturNya
BalasHapussebagai manusia dan hambanya kita seharusnya bersyukur dan menikmati apa yang Tuhan beri
semangat, dan aku suka banget ama mie ayam Mbba
Mungkin kitanya aja yg positif thinking yaa...bukan cemburu kalik mba itu si tetangga. Bisa jadi dia sering kesulitan keluar rumah karena pembeli mie ayam pada parkir sembarangan. Hak orang lain perlu juga kita perhatikan sebelum mencap orang lain cemburu. ;)
BalasHapusSekedar beropini nih mbaa. Toh kita sama2 nggak tau apa yg sebenarnya terjadi antara penjual mie ayam dan tdan tetangganya itu :))
Sebenarnya intinya mah cuma masalah sudut pandang aja ya kak, asal bisa dapet sudut pandang yang positif makan hasilnya pun akan positif
BalasHapusSebenarnya masalah parkir ini aku rasa masalah etika siih...
BalasHapusMisalnya, punya usaha yang ternyata mendatangkan pembeli banyak, resikonya mencarikan lahan parkir seperti Bapak Penjual Mie ini sebagai servis, karena idealnya berjualan juga ada tempatnya.
Sejujurnya,
Jika ada mobil orang yang parkir di depan rumah saya, saya juga merasa tidak nyaman. Kecuali jika sudah meminta ijin terlebih dahulu.
Kita harus percaya bahwa Tuhan selalu memberi jalan terbaik untuk kita semua yaa
BalasHapusRasanya manusiawi mba iri terhadap kesuksesan orang lain tapi harus tahu juga batasan iri tersebut supaya bisa jadi suatu semangat utk bisa mengejar impian diri
BalasHapusBetul banget mbak, kita tidak perlu cemburu atas keberhasilan orang lain. Kalo bisa malah kita belajar untuk bisa menjadi sukses seperti dia
BalasHapus