Petunjukhidup.com-Siapakah yang Penulis bohongi ketika Penulis berkata bawasanya
“Aku tidak Membenci kamu.” Padahal di dalam hati ini masih berbekas rasa sakit
yang mendalam. Wah tumben menggunakan kata “AKU” di awal kalimat dalam blog
ini. Karena kata aku menggambarkan perwakilan pembaca yang sedang menjalani
misi berbohong.
Tahukah kamu perasaan lelah? Perasaan lelah itu ada dua
yakni lelah fisiki dan lelah pikiran. Kalau lelah fisik cara mengusir lelah
dengan beristirahat. Bagaimana jika lelah pikiran? Pernah kamu memikirkan hal
ini sebelumnya?
Lelah pikiran
dimana pikiran kamu selalu kembali ke titik dimana sebuah kisah dimulai dan
membuat kamu merasakan kebencian, kekecewaan, terluka yang sangat mendalam. Tentu
sangat sukar melawan rasa itu yang ada di dalam sanubarimu. Tentu saja hal ini
membuat kamu merasa tidak nyaman, tertekan, galau dan semua hal yang kamu
lakukan terasa salah.
Ketika kamu mengatakan aku tidak membenci kamu dan hal
itu kamu lakukan agar kamu tidak merasa tertekan dengan perasan bersalah. Akibat
keputusan yang dulu kamu ambil salah. Ketika kamu akhirnya berada di jalan
kehancuran, dimana semua warna terasa hitam, pekat dan gelap dan tidak ada
sedikit pun penerangan dan membuat hidupmu berasa hampa dan tidak berguna.
Dengan mengatakan aku memaafkan kamu. Kamu merasa hal
itu adalah benar. Namun, siapakah yang kamu bohongi? Tentu saja dirimu sendiri!
Jadi, bagaimanakah bisa melepaskan belenggu kehidupan yang berat ini agar kamu
bisa berjalan dengan bebas dan tidak lagi seperti mengangkat beban kehidupan yang
sangat berat.
Melepaskan adalah jawaban yang tepat yang harus kamu
lakukan. Lepaskan hal itu dengan perasaan ikhlas dan semua akan baik-baik saja.
Tetapi sungguh, aku tidak berbohong melepaskan dengan ikhlas bukanlah yang
sangat mudah tetapi bangunkanlah dalam pemikiran kamu bawasanya kamu telah
merelakan nasib kamu yang dilukai dan menerima dengan penuh keikhlasan.
Bangunlah di pagi hari dan menangislah. Karena hal itu
sangat baik bagi diri kamu sendiri. Setelah itu, lepaskan perasaan sedih kamu
dengan mengatakan “Ya Tuhan, ajarkanlah aku untuk mengikhlaskan rasa duka yang
aku rasakan dan bantu aku untuk kuat menghadapi kehidupan yang terasa berat.
Bantu aku untuk melepaskan rasa beban berat dihati. Sehingga aku bisa menerima
dengan ikhlas nasib yang harus kujalani saat ini.”
Tidak mudah bukan? Kalau kamu merasa mengatakan aku
tidak membencimu tetapi di dalam dirimu, kamu merasa sangat membencinya dari
dalam lubuk hatimu terdalam dan dendam. Maka, perkataan itu adalah sia-sia. Setelah
kamu merelakan dan menerima, maka perkataan aku tidak membencimu akan
benar-benar nyata. Dan perasaan lega akan mengiringi setiap langkah kakimu dan
perjalanan panjang kamu akan berlalu dalam setiap helaan nafas.
Ini bukanlah dari pakar ahli kejiwaan tetapi ini adalah
sekedar pengalaman yang ingin dicoba dibagi oleh pembaca blog petunjuk
kehidupan. Sebab, setiap orang membutuhkan petunjuk untuk menjalani kehidupan
lebih baik dari waktu ke waktu. Untuk menempuh proses itu tidaklah semudah
membalikan telapak tangan. Semangat, ambil yang baiknya saja dari blog ini ya! Semangat untuk tidak membenci seseorang, meskipun mereka telah menyakiti hati kita.
Salam
dan Tetaplah Hidup
Pada
Juli 14, 2017
Jadilah orang pertama yang berkomentar!
Petunjuk Hidup membutuhkan komen berupa kritik dan saran agar lebih baik lagi dalam menjalani hidup. Ingat! Komentar di moderasi jadi tidak boleh spammy ya, rumahku indah dan rumahmu juga indah bukan? mongo dan terima kasih, dank jewel, danke, thanks, mercy